Karakteristik Beras Instan Fungsional dan Peranannya dalam Menghambat Kerusakan Pankreas

Main Article Content

Sri Widowati

Abstract

Indonesia menempati urutan ke-4 dengan jumlah penderita diabetes melitus (DM) terbesar di dunia setelah India, Cina dan Amerika Serikat. Tidak kurang dari 14 juta penduduk saat ini menderita DM. Pengendalian kadar glukosa darah dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu dengan obat-obatan dan melalui pengaturan pola makan dan pemilihan jenis makanan yang tepat. Pengembangan beras instan fungsional dengan memanfaatkan ekstrak teh hijau ini bertujuan untuk menurunkan daya cerna dan indeks glikemik sehingga dapat digunakan sebagai diet bagi penderita DM. Proses pembuatan beras instan fungsional dari varietas Memberamo (BMIF) yaitu perendaman dalam ekstrak teh 4% (T=50°C, t=2 jam, beras:ekstrakteh = 1:1), pemasakan dalam ekstrak teh 4% (P=80kPa,t=10 menit) dilanjutkan dengan pengeringan I (T=100°C, t=60 menit, beras:ekstrakteh = 1:1), pembekuan (T= -4°C, t=24 jam) dan pengeringan (T= 60°C, t=4 jam). Proses pembuatan beras instan fungsional dapat menurunkan daya cerna pati in vitro dan indeks glikemik, berturut-turut dari beras Memberamo (BM) giling 71.18% dan 67, menjadi Produk beras Memberamo instan fungsional (BMIF) memiliki daya cerna pati in vitro41.39% dan , IG = 49., Analisis histologi jaringan pankreas tikus percobaan menunjukkan bahwa BMIF dapat menghambat laju pengecilan ukuran dan jumlah pulau Langerhans pankreas serta jumlah sel-a pankreas. Dapat disimpulkan bahwa konsumsi beras fungsional dengan perlakuan ekstrak teh hijau selama 36 hari dapat menghambat laju kerusakan pulau Langerhans dan sel-a pankreas pada tikus model DM.

Article Details

Section
Articles
Author Biography

Sri Widowati

Balai Besar Penelitian dan Pangembangan Pascapanen
Pertanian

References

Andayani Y.2003. Mekanisme aktivitas antihiperglikemik ekstrak buncis (Phaseolus vulgaris Linn) pada tikus diabetes dan identifikasi komponen bioaktif [disertasi] Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Astawan M. Widowati S. 2005. Evaluasi Mutu Gizi dan Indeks Glikemik Ubijalar sebagai Dasar Pengembangan Pangan Fungsional. Lap. Hasil Penelitian RUSNAS Diversifikasi Pangan Pokok, IPB.

BALITPABalai Penelitian Padi. 2004a InovasiTeknologi untuk Peningkatan Produksi Padi dan Kesejahteraan Petani. Balai Penelitian Tanaman Padi. Sukamandi. Badan Litbang Pertanian.

Butler AE, Janson J. Bonner-Weir S, Ritzel R, Rizza RA, Butler PC. 2001. b-cell deficit and increased b-cell apoptosis in humans with type 2 diabetes Diabetes 32: 102-110.

Champe PC. Harvey RA. 1994. Lippincott's Illustrated Reviews: Biochemistry. Ed ke-2. Philadelphia: J.B. Lippincott Co.

Departemen Kesehatan Rl. 2005. Jumlah penderita diabetes Indonesia ranking ke-4 di dunia. Berita Dep. Kes. Rl. 5 September 2005.

DeshpandeSS, Salunke DK. 1982. Interactionsof tannin acid and catechin with legume starches. J Food Sci 47:2080-2081.

Foster-Powell KF, Holt SHA, Miller JCB. 2002 International table of glycemic index and glycemic load values: 2002 Am J Clin Nutr 76:

-56.

Griffiths DW. Moseley G. 1980. The effect of diets containing field beans of high or low polyphenols content on the activity of digestive enzymes in the intestines of rats. J Sci Food Agric 31:255-259.

Guz Y Nasir I, Teitelman G 2001. Regeneration of pancreatic b-cell from intra islet precursor cells in an experimental model of diabetes. Endocrin 142:4956-4968.

Haryadi 1992. Teknologi Pengolahan Beras.Yogyakarta: Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, Univ. Gadjah Mada.

Hether Ref al. 2001 The effect of flexible low glycemic index dietary advice versus measured carbohydrate exchange diets on glycemic control in children with type 1 diabetes. Diab Care Vol.24:1137-1143. Lebovittz HE. 1999 Type 2 diabetes [An overview]. Clin Chem 45:1339-1345.

Marsono Y 2002. Indeks glisemik umbi-umbian. Agritech 22(1): 13-16 Miller JB. Pang E, Bramall L. 1992. Rice: a high or low glycemic index food?. Am J Clin Nutr56: 1034-1036.

Mueller-Harvey I, McAllan AB, Theodorou MK, Beever DE. 1986. Phenolics in fibrous crop residues and plants and their effects on the digestion and utilization of carbohydrates and proteins in

ruminants. FAO Corporate Document

Repository. http://www.fao.org/Wairdocs/ILRI/x459E/x5495e07

Rimbawan, Siagian A. 2004. Indeks Glikemik Pangan. Jakarta: Penebar Swadaya.

Thompson LU. Yoon JH, Jenkins DJA, Wolever TMS. Jenkins AL. 1984. Relationship between polyphenol intake and blood glucose response of normal and diabetic individuals. Am J Clin Nutr 39:745-751.

Vernon CM Eberstein JA. Atkins RC 2004. Atkins Diabetes Revolution. US: Harper Collins Publ Ltd.

Widowati, S. 2007. Pemanfaatan Ekstrak Teh Hijau {Camellia sinensis) Dalam Pengembangan Beras Fungsional untuk Penderita Diabetes Melitus. [Disertasi]: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Willett W, Manson J. Liu S. 2002. Glycemic index, glycemic load and risk of type 2 diabetes. Am J Clin Nutr 76(1):274S-280S