Prospek Penawaran dan Permintaaan Pangan Nasional Menghadapi Tantangan (Global Prospects of National Food Supply and Demand Facing Global Challenges)

Main Article Content

Handewi Purwanti Saliem
Reni Kustiari

Abstract

Penyediaan pangan ke depan dihadapkan pada tantangan global berikut: populasi dunia tumbuh sekitar 3,4 persen dan berjumlah 9,1 miliar pada 2050, urbanisasi meningkat dengan laju yang semakin tinggi dan sekitar 70 persen dari populasi dunia akan berada di urban area, dan tingkat pendapatan penduduk yang beberapa kali lipat dari saat ini. Menghadapi tantangan global tersebut produksi pangan (termasuk untuk bahan baku energi) harus meningkat sekitar 70 persen. Produksi serealia harus meningkat sekitar 3 miliar ton dari 2,1 miliar pada 2009 dan produksi daging per tahun harus meningkat sebesar 200 juta ton agar mencapai 470 juta ton. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2025 diproyeksikan sekitar 294,3 juta orang. Pada kondisi tersebut, permintaan beras, jagung, kedelai dan ubi kayu diproyeksikan meningkat masing-masing menjadi 46,9 juta ton, 13,8 juta ton, 1,7 juta ton dan 13,3 juta ton. Sementara itu, produksi diproyeksikan meningkat menjadi 58,1 juta ton, 32,7 juta ton, 1,1 juta ton dan 39,4 juta ton masing-masing untuk beras, jagung, kedelai dan ubi kayu. Dengan demikian akan terjadi defisit pada beberapa komoditas pertanian terutama untuk kedelai. Perubahan iklim dan peningkatan produksi biofuel merepresentasikan resiko utama ketahanan pangan pada jangka panjang. Pertanian harus beradaptasi terhadap perubahan iklim, tetapi pertanian dapat juga digunakan untuk mengurangi dampak perubahan iklim. Peningkatan penggunaan tanaman pangan untuk produksi biofuel akan mempunyai implikasi yang serius untuk ketahanan pangan. Oleh karenanya diperlukan upaya keras untuk menjaga keseimbangan permintaan dan penawaran di pasar domestik. Hal ini karena Indonesia tidak dapat sepenuhnya bergantung kepada pasar internasional mengingat dampak perubahan iklim telah melanda seluruh negara di dunia yang berarti ketersediaan pangan di pasar internasional akan terbatas.

In the future, provision of food for all face global challenging issues, such as the
world's population is growing at about 34 percent and is predicted to be 9.1 billion by 2050, urbanization is increasing at a higher rate, and income levels are several times higher than today. Challenges facing the global food production (including for energy raw materials) must be increased by around 70 percent. Production of cereals should be increased by approximately 3 billion tons from 2.1 billion in 2009 and production of meat per year should be increased by 200 million tons to reach 470 million tons. Indonesia's population in 2025 isprojected around 294.3 million people. In such conditions,demand for rice, corn, soybeans and cassava is projected to increase each to 29.1 million tons, 8.6 million tons, 1.7 million tons and 13.3 million tons. Meanwhile, production is projected to increase to 58.1 million tons, 20.3 million tons, 1.1 million tons and 24.5 million tons for rice, corn, soybeans and cassava. Thus there will be a deficit on a few agricultural commodities especially for soybeans. Climate change and increased production of bio-fuels represents major food security risk in the long run. Agriculture must adapt to climate change, but agriculture can also be used to reduce the impacts of climate change. An increase in the use of food crops for the production of bio-fuels will have serious implications for food security. Therefore, it is required hard efforts to maintain the balance of supply and demand in the domestic market. This is because Indonesia cannot entirely depend on international food market given the impacts of climate change has hit the whole country in the world which means the availability of food in the international market will be limited.

 

Article Details

Section
Articles
Author Biographies

Handewi Purwanti Saliem

Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian.

Reni Kustiari

Peneliti Ekonomi Makro dan Perdagangan Internasional

References

BKP. 1990-2010. Neraca Bahan Makanan Indonesia. Badan Ketahanan Pangan. Kementerian Pertanian.

FAO. 2009. How to Feed the World in 2050. Roma. Itali.

FAO. 1998-2010. Production Statistic Series. Food and Agriculture Organization. Roma.

Kustiari. R. D. K. Sadra, Wahida, H. J. Purba, T. Nurasa, P. Simatupang dan A. Purwanto. 2009. Model Proyeksi Jangka Pendek Permintaan

dan Penawaran Komoditas Utama Pertanian: Angka Ramalan 2009 – 2014. Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Badan

Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Kementerian Pertanian.

Nerlove, M. 1958. Distributed Lags and Estimation of Long-run Supply and Demand Elasticities: Theoretical Considerations. Journal of Farm Economics 40(2) : 301-314.

Syafa’at, N., P.U. Hadi, A. Purwoto, D.K. Sadra,F.B.M. Debukke, J. Situmorang dan E.M. Lokollo. 2005. Proyeksi Permintaan dan

Penawaran Komoditas Utama Pertanian. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Bogor.