Pemanfaatan Beras (Oryza sativa L.) Inpari 17 Menjadi Tepung sebagai Bahan Baku Roti Tawar Non Gluten Utilization of Inpari 17 Rice (Oryza Sativa L.) Modified as Flour to be used as Gluten-Free Bread Raw Materials
Main Article Content
Abstract
ABSTRAK
Roti tawar adalah produk berbasis sereal, umumnya terbuat dari tepung terigu yang masih diimpor. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana beras INPARI 17 yang dibuat menjadi tepung beras dapat dimanfaatkan dalam pengolahan roti dengan bantuan gum xanthan. Jenis tepung beras termodifikasi Heat Moisture Treatment (HMT) yang dipilih adalah yang memiliki nilai viskositas dingin terbaik. Rancangan Acak Kelompok dengan pola faktorial 3 x 3 sebanyak tiga kali pengulangan diterapkan dan dilanjutkan dengan uji Duncan. Faktor percobaan meliputi jenis tepung beras (giling basah, giling kering, termodifikasi HMT) dan konsentrasi gum xanthan (1 persen, 2 persen dan 3 persen). Penggunaan gum xanthan memberikan pengaruh terhadap sifat kimia (kadar air, abu, protein, lemak dan karbohidrat), sifat fisik (volume pengembangan dan tekstur), dan rasa roti. Semakin tinggi konsentrasi gum xanthan, semakin tinggi nilai kekerasan yang diperoleh. Produk terbaik diperoleh pada tepung beras giling basah termodifikasi HMT dengan penambahan gum xanthan sebesar 1 persen dengan kadar air, abu, lemak, protein, dan karbohidrat secara berurutan sebesar 36,38; 1,81; 10,58; 10,65; dan 40,58 persen, dengan volume pengembangan sebesar 3,94 cm3/gram, angka lempeng total sebesar 1,25 x 103 koloni/gram, dan
memberikan skor terbaik pada uji kesukaan.
Bread is a cereal-based product, usually made from wheat flour from other countries. The purpose of the research is to know how INPARI 17 rice modified as rice flour is used in bread processing by xanthan gum addition. The selected type of Heat Moisture Treatment (HMT) rice flour is the one with the best coldviscosity (setback value). The design used is Randomizes Block Design with 3 x 3 factorial patterns and three replications, followed by Duncan`s test. The research factors are rice flour types (wet-milled rice flour, dry-milled rice flour, and modified HMT rice flour) and xanthan gum concentrations (1 percent, 2 percent and 3 percent). The results show that the use of xanthan gum affects chemical properties (water, ash, protein, fat and carbohydrate content), physical properties (specific volume and texture), and bread taste. The higher concentration of xanthan gum is used, the higher value of hardness (texture) is produced. The treatment of 1 percent xanthan gum with wet-milled modified HMT rice flour is the best treatment and gives the best result with water, ash, fat, protein and carbohydrate contents of 36.38, 1.81, 10.58, 10.65, and 40.58 percents respectively, 3.94 cm3/g of specific volume, 1.25 x 103 colonies/g of total plate count and gives the best score in preference test.
Article Details
catatan copyright agar disepakati oleh penulis.
Penulis sepakat dengan ketentuan-ketentuan dalam etika publikasi
Penulis menyatakan bahwa karya tulis yang diserahkan untuk diterbitkan adalah asli, belum pernah dipublikasikan di manapun dalam bahasa apapun, dan tidak sedang dalam proses pengajuan ke penerbit lain
References
AOAC. 1995. Official Methods of Analysis of Assosiation of Official Analytical Chemist. AOAC Int. Washington DC.
APTINDO (Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia). 2014. Overview : Industri Tepung Terigu Nasional Indonesia. Jakarta.
Artisan. 2014. Crumb. www. Artisanbakers.com/crumb.html. Diakses tanggal 20 Juli 2014.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan Jawa Barat, 2013. Deskripsi Varietas Padi INPARI 17. Dinas
Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat. Jawa Barat.
Dwiwangsa, N.P. 2014. Pemanfaatan Tepung Beras (Oryza sativa L.) dan Gum Xanthan sebagai Bahan Baku Roti Tawar Non Gluten. Skripsi.
Jurusan Teknologi Pangan. Fakultas Teknik Universitas Pasundan. Bandung.
Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan I. Penerbit Gramedia Pustaka Umum. Jakarta.
Faustine, Ch., Trisnawati Y., dan Kuswardhani I., 2008. Kajian Penggunaan Xanthan Gum pada Roti Tawar Non Gluten yang Terbuat dari Maizena, Tepung Beras dan Tapioka. Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi. Vol. 7. No.1. April 2008.
French, D. 1984. Organization of Starch Granules. Di dalam : Whistler, R.L. et. al. Starch: Chemistry and Technology. Academia Press, Inc. Florida.
Gaspersz, Vincent. 1995. Teknik Analisis dalam Penelitian Percobaan. Tarsito. Bandung.
Ginting, E dan Suprapto. 2007. Pemanfaatan Pati Ubi Jalar Sebagai Substitusi Terigu pada Pembuatan Roti Manis. Jurnal Teknologi dan
Industri Pangan. 12(3):52-55.
Gustaw W., Targoński Z., Glibowski P., Mleko S., Pikus S., 2003. The Influence of Xanthan Gum on Rheology and Microstructure of Heat-induced Whey Protein Gels. Electronic Journal of Polish Agricultural Universities. Series Food Science and Technology. 6 (2).
Harry, Wied, 2013. Dampak Tepung Terigu untuk Tubuh Kita. https://id-id.Facebook.com/Halal Healthy Yummy By Indri/. [Diakses 10 Juni
.
Hoover R. dan Manuel H., 1996. Effect of Heat-Moisture Treatment on The Structure and Physicochemical Properties of Legume Gambar 2. Produk Roti Tawar Non Gluten Terpilih Pemanfaatan Beras (Oryza sativa L.) Inpari 17 Menjadi Tepung Sebagai Bahan Baku Roti Tawar Non Gluten 181 Utilization of Inpari 17 Rice (Oryza Sativa L.) Modified as Flour to be used as Gluten-Free Bread Raw Materials
Kendri Wahyuningsih, Natasa Puteri Dwiwangsa, Wisnu Cahyadi, Endang Yuli Purwani Starches. Food Res Int. 29: 731-750.
Isnaini, Lailatul dan Khamidah, Aniwatul. 2010. Kajian Lama Blanching dan Konsentrasi CaCl2 Terhadap Sifat Fisik Pembuatan French Fries
Ubi Jalar (Ipomoea batatas L). Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Jawa Timur. Jurnal Penelitian. Hal. 2.
Kartika,B.P. Hastuti, W. Supartono. , 1987. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. Penerbit UGM. Yogyakarta.
Lopez, A.C.B., Pereira, A.J.G., and Junqueria, R.G. 2004. Flour Mixture of Rice Flour, Corn and Cassava Starch in The Production of Gluten-Free White Bread. Brazillian archieve of Biology and Technology. Vol 47(1):66-70.
Lorenz, K. dan Kulp, K. , 1982. Cereal and Root Starch Modification By Heat Moisture Treatment. I. Physico-chemical Properties. Starch/Starke 34 : 50 – 54.
Merdianti, A. 2008. Skripsi Paket Teknologi Pembuatan Mi Kering dengan Pemanfaatan Bahan Baku Tepung Jagung. IPB. Bogor.
Mulyadi, Joko. 2011. Tren Konsumsi Roti Sebagai Makanan Pokok Masyarakat Indonesia. http://bataviase.co.id. [Diakses 10 Juni 2014].
Pomeranz, Y., 1985. Functional Properties of Food Components. Academic Press, Inc.
Sika, E.Y., 2006. Pengaruh Penambahan Gum Xanthan terhadap Sifat Fisiko Kimia dan Organoleptik Gluten-Free Doughauts dari Tepung Tapioka. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Katolik Widya Mandala. Surabaya.
SNI. 1995. Standar Nasional Indonesia untuk Roti (SNI 01-3840-1995). Dewan standarisasi Nasional. Jakarta.
Soekarto. 1985. Penelitian Organoleptik untuk Industri Pangan dan Hasil Pertanian. Bhatara Karya Aksara. Jakarta.
Stute, R. 1992. Hydrothermal Modification of Starches : The Difference between Annealing and Heat Moisture Treatment. Food Chemistry
:339-346.
Subchi, M. 2011. Aspek Mikrobiologis pada Produk Bakery#2. http://muhammad subchi.wordpress. com/2011/08/24/aspek-mikrobiologis-padaproduk- bakery-2/. [Diakses 16 September 2014].
Sudarmadji. 1996. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Penerbit Liberty. Yogyakarta.
Suhardi dan Bonimin. 2007. Pengaruh Penambahan Tapioka terhadap Mutu Brondong Jagung Dengan Menggunakan Ekstruder. Jurnal
Penelitian. Vol. III . Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur. 409.
Sukamto. 2013. Perbaikan Tekstur dan Sifat Organoleptik Roti yang dibuat dari Bahan Baku tepung Jagung Dimodifikasi Oleh Gum Xanthan.
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Universitas
Widyagama. Malang.
Whistler, R.L. dan BeMiller, J.N., 1993. Industrial Gum : Polysaccharide and Their Derivatives. New York : Academic Press.
Widyaningtyas, M. dan Susanto, W.H., 2013. Pengaruh Jenis dan Konsentrasi Hidrokoloid (CMC, Xanthan Gum dan Karagenen) terhadap
Karakteristik Mie Kering Berbasis Pasta Ubi Jalar varietas Ase Kuning. Jurnal Pangan dan Agroindustri. Vol. 3. No. 2. April 2015:417-423.