Model Penggilingan Padi Terpadu Untuk Meningkatkan Nilai Tambah

Main Article Content

Ridwan Rachmat
suismono suismono

Abstract

Penggilingan padi merupakan titik sentral dari agroindustri padi. Penggilingan padi yang berkembang saat ini tidak dirancang dengan pendekatan sistem agribisnis yang terpadu tetapi dengan teknologi penggilingan padi yang masih sederhana. Lebih dari itu, peralatan penggilingan sudah berumur tua (lebih dari 15 tahun) menyebabkan mutu dan rendemen beras yang diperoleh juga rendah. Untuk meningkatkan mutu dan rendemen beras diperlukan upaya perbaikan kinerja penggilingan padi dengan meningkatkan penggunaan kapasitas terpasang, mengurangi biaya, meningkatkan nilai tambah produk yang memberi dampak positif pada usaha jasa penggilingan padi dan petani padi serta memantapkan kelembagaannya. Untuk mencapai ini perlu strategi usaha penggilingan padi secara terpadu atau terintegrasi yaitu beras menjadi bentuk keuntungan dan pendapatan dari hasil samping serta limbah yang terolah minimal dapat menutup biaya operasional proses produksi. Penerapan sistem manajemen mutu pada penggilingan padi berguna untuk menjaga konsistensi produksi, kualitas dan efisiensi proses penggilingan beras. Untuk membangun sistem penggilingan padi terpadu diperlukan fasilitas yang memadai untuk memproduksi beras berkualitas dan mengolah hasil samping menjadi produk bernilai komersial. Kelengkapan fasilitas untuk penggilingan padi terpadu dapat dikelompokkan sesuai skala usaha untuk memproduksi beras premiun, hasil samping berupa tepung beras, produk bihun, pakan ternak, dan briket arang sekam.

kata kunci : padi, model penggilingan padi terpadu, nilai tambah

Rice milling is the central point of the rice agro-industry. At present, rice milling has been operated by simple and old-age equipment, so that the yield is relatively low. To improve the yield and quality, concerted efforts are needed by improving the utilization of existing capacity, reducing costs, increasing value-added products that makes a positive impact on the benefit of the business and rice farmers, as well as strengthening the business institution. To achieve this necessary business strategy, an integrated rice milling should produce milled rice as the form of profits, while the revenue from the by product is capable of covering the costs of processing. Implementation of quality and management system in rice mills is needed to maintain production consistency especially in quality as well as cost and process efficiency. To establish an integrated rice milling system, it is necessary to improve facilities to produce high quality rice and process by product into valuable commercial products. Complete facilities for integrated rice milling may be grouped according to the scale of business to produce premium quality rice, rice flour, vermicelli, charcoal products, feed, charcoal briquettes.

keywords : paddy, milled rice, integrated rice milling, value added

Article Details

Section
Articles
Author Biographies

Ridwan Rachmat

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Bogor

suismono suismono

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Bogor

References

Anonim. 2003. Laporan Hasil Penelitian Agroindustri Padi. Laporan Tahunan. Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian. Bogor.

Anonim, 2004. Pengembangan Kemitraan Teknologi Agroindustri Padi. Laporan Tahunan. Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian. Bogor.

Artika, I. M. 1987. Pengaruh Perendaman dalam Pembuatan Tepung Beras. Skripsi. Fateta IPB. Bogor.

Ahmad, A., 1989. Domestic Used of Rice Hull and Development of Pyrolitic Conventor. Paper Workshop on Apropriate Technologies on Farm and Village Level Postharvest Grain Handling. Jogya.

Beagle, E. C. 1978. Rice Husk Conversion to Energi Rome, Italy : Food and Agricultural Organization of the United Nations.

BPS. 1997. Statistik Indonesia. Biro Pusat Statistik. Jakarta.

BPS, 2008. Luas Panen, Laju Produksi dan Produksi Padi per Provinsi tahun 2008. http://bps.go.id/.[Diakses tanggal 2 Juni 2009]

Damardjati, D.S. dan Purwani E.Y. 1991. Permintaan Konsumen terhadap Mutu Beras di Indonesia. Prosiding Konvensi Nasional Standardisasi dan Penerapan Pengendalian Mutu. LIPI.

Jakarta.

Ditjen P2HP. 2009. Penekanan Susut dan Peningkatan Rendemen Gabah/Beras. https://www.agribisnis.web.id/dispinformasi/

/1/0674/penekanan_susut_dan_peningkatan.html [Diakses 29 November 2009]

Ditjen P2HP, 2010. Data Hasil Pengamatan Tingkat Kehilangan Hasil Padi di Jawa Barat selama 5 Tahun (http://agribisnis.net/index.php? files=Berita_Detail&id=61). [Diakses tanggal

Agustus 2010].

Hubeis, M. 1984. Pengantar Pengolahan Tepung Serealia dan Biji-bijian. Jur. Tek. Pangan dan Gizi. Fateta. IPB. Bogor.

Indrasari, S.D., Suismono, Jumali dan Setyono. 2000. Perakitan Teknologi Tepat Guna Produk Pangan Siap Saji dari Tepung Beras Komposit Melalui Proses Teksturisasi. Laporan Tahunan.

Balitpa. Sukamandi.

Juliano, B.O., 1985. Rice Chemistry and Technology. Second Ed. The American Association of Cereal Chemist. Ins. St. Paul, Minnesota, USA. 774p.

Kemtan. 2010. Laporan harian harga gabah dan beras di Kabupaten sentra produksi. http://www.deptan.go.id/index1.php. [Diakses tanggal 27 Agustus 2010].

Luh B.S. and Y.K. Liu. 1983. Rice Flour in Baking. Dalam B.S. Luh (ed). Rice : Production and Utilization. AVI Publishing Company.

Connectitut. USA.

Munarso, S.J., 1995. Karakteristik dedak padi sebagai bahan pangan. Prosiding Konas Peragi/X/KPIG 1995. Jakarta. Hal. 469-478.

Patiwiri, A.W. 2006. Teknologi Penggilingan Padi. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Rachmat, T., R. Thahir dan J. Setiawati, 1989. Teknologi pemanfaatan limbah biomassa. Makalah Disampaikan pada Latihan Teknik Penelitian Pascapanen dan Benih. Balittan

Sukamandi, 14 Agustus – 8 September 1989.

Rahmat R., Ridwan Thahir, dan Jetty Setyawaty. 1991. Tungku Sekam untuk Rumah Tangga. Buletin Mekanisasi Pertanian AGRIMEK. ISSN-0215-8191. Vol.3. no.1. hal 30-34.

Reza, H. 2004. Penerapan standar pada pengolahan dan mutu beras di Indonesia. Lokakarya Nasional :”Upaya Peningkatan Nilai Tambah Pengolahan Padi”,. 20-21 Juli 2004. Perum

BULOG. Jakarta.

Setiawati, J. dan R. Thahir. 1989. Pembuatan dan pemanfaatan tungku arang sekam. Laporan Hasil Penelitian. Laboratorium Karawang.

Balittan Sukamandi. http://www.seputarindonesia.com/ edisicetak/ragam/menyulapsekam-padi-menjadi-silika-3.html

Sinar Tani on line: http://www.sinartani.com/nasional/tingkat-kehilangan-hasil-padimenurun-205-menjadi-08-1246853319.htm.

Diakses Selasa, 24 Agustus 2010)

Sudaryono, Sutrisno, S. Lubis, Ari Jatiharti, A.Hasanuddin, dan R. Thahir, 1998. Perbaikan model penggilingan beras dengan sistem

pengabut uap. Balitpa kerjasama dengan ARMP-II, Badan Litbang Pertanian.

Sutrisno. 2004. RPC sebagai Suatu Alternatif Peningkatan Mutu dan Nilai Tambah Beras. Lokakarya Nasional :”Upaya Peningkatan Nilai Tambah Pengolahan Padi”, 20-21 Juli 2004.

Perum BULOG. Jakarta.

Sunarya, 2001. Cara Bertani yang Baik dalam Pola Manjemen Mutu. Pelatihan Manajemen Mutu Bidang Pertanian, Sukamandi. 24-25 Agustus 2001.

Suismono, S.Joni Munarso, Jumali, Pahim dan Sarlan Abdulrahman. 2001. Studi Penyusunan Teknologi Produksi padi Unggul Mutu. Di dalam Laporan akhir : Studi penyusunan Sistem

Standardisasi Mutu Hasil Tanaman pangan. Balai Penelitian Tanaman Padi-Sukamnadi.

Setiawati, J. dan R. Thahir. 1989. Pembuatan dan pemanfaatan tungku arang sekam. Laporan Hasil Penelitian. Laboratorium Karawang. Balittan Sukamandi.

Soemangat. 1989. Design and development of corn cob furnace for direct heat drying. Paper Workshop on Apropriate Technologies on Farm and Village Level Postharvest Grain Handling. Yogyakarta.

Sutrisno, Jumali, Suismono dan S. Joni Munarso. 2001. Studi Penyusunan Teknologi Penggilingan Padi Unggul Mutu. Di dalam

Laporan Akhir : Studi Penyusunan Sistem Standardisasi Mutu Hasil Tanaman Pangan.Balai Penelitian Tanaman Padi Sukamandi

Sutrisno, S. Widowati, A. Setyono dan A.M. Fagi.

Pengembangan Paket Peralatan untuk

Menunjang Agroindustri.

Thahir, R., S. Nugraha, Sunarmani dan Yulianingsih. 2006. Pengaruh Penyosohan Terhadap Mutu Fisik dan Cemaran Logam pada Beras Giling. Jurnal Enjiniring Pertanian IV(1):1-25.

Thahir, R. 2009. RevitalisasiPenggilingan Padi Melalui Inovasi Penyosohan, Mendukung Swasembada Beras dan Menghadapi

Persaingn Global. Orasi Pengukuhan Profesor Riset, Badan Litbang Pertanian. 68p.

Thahir, R., R. Rachmat dan Suismono. 2008. Pengembangan Agroindustri Padi. Dalam Suyamto dkk (Ed). Buku 1: Padi Inovasi

Teknologi dan Ketahanan Pangan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Sukamandi.: 34-76.

Tjahjohutomo, R., Handaka, Harsono dan Teguh Wikan Widodo. 2004. Pengaruh Konfigurasi Mesin Penggilingan Padi Rakyat Terhadap Rendemen dan Mutu Beras Giling. Jurnal

Enjiniring Pertanian II(1):1-23.