Ekonomi Pangan: Efektivitas Kebijakan Bantuan Langsung Benih Unggul Dan Pupuk Untuk Usahatani Pangan (Food Economics: Effectiveness of Policy on Direct Aids of Superior Seed and Fertilizer for Food Farming)

Main Article Content

Manuntun Parulian Hutagaol
Sri Hartoyo

Abstract

Indonesia menyadari pentingnya swasembada beras tidak hanya dalam mendukung proses pembangunan ekonomi, tetapi juga untuk ketahanan pangan nasional. Kejadian baru-baru ini mengenai krisis pangan global yang distimulasi oleh meroketnya harga minyak bumi yang membuat konversi bahan pangan menjadi energi menjadi layak secara ekonomi memperkuat keyakinan tersebut. Namun demikian, beberapa tahun terakhir ini, produktivitas tanaman padi telah stagnan di negeri ini. Untuk mengatasi permasalahan produktivitas tersebut, pemerintah mengimplementasikan program BLBU-BLP (Bantuan Langsung Bibit Unggul dan Bantuan Langsung Pupuk). Program ini memberikan suatu paket teknologi yang mencakup bibit unggul bersertifikat, pupuk pabrik dan organik kepada petani padi, kedele dan jagung. Studi ini dimaksudkan untuk mengevaluasi efektivitas program tersebut dalam meningkatkan produktivitas dan pendapatan usahatani. Penelitian dilakukan di tujuh propinsi dengan 488 responden petani padi dan jagung. Studi membuktikan bahwa program telah berhasil membangkitkan kesadaran petani dalam menggunakan benih unggul bersertifikat serta input pendukungnya serta meningkatkan produktivitas dan pendapatan usahatani peserta program. Oleh karena itu, direkomendasikan agar pemerintah meneruskan pelaksanaan program pemberian bantuan ini. Tetapi, disarankan agar paket tekonologinya tidak seragam dan disesuaikan dengan kondisi lingkungan pertanian setempat agar produktivitas lebih tinggi lagi.

Indonesia has long recognized the importance of rice self-sufficiency for the country not only in facilitating its economic development process, but also for food security. Recent occurrence of global food crisis stimulated by skyrocketing oil price makes the conversion of food into bio energy becomes economically feasible and deepens this recognition. Yet, rice yields in this country over the last few years have bee stagnant at a relatively low level. Accordingly, the government of Indonesia has implemented BLBU-BLP program to cope with this problem. The program provides a package of production technology consisting of certificated seed of HYVs, manufactured and organic fertilizers to rice, corn and soybean farmers. This study was carried out to evaluate the effectiveness of the program to achieve its goals. It was conducted in seven provinces with 488 samples of rice and corn farmers. It confirmed that the program had been quite successful in increasing awareness of farmers in adopting and using certificated seed of HYVs and its supporting components, as well as in increasing productivity of rice farm and farmers’ income in the intervened farms. It is, therefore, that this program is recommended to be continued. However, the technological package should be modified to suit local farming environmental condition in order to generate better results.

 

Article Details

Section
Articles
Author Biographies

Manuntun Parulian Hutagaol

Departemen Ilmu Ekonomi

Sri Hartoyo

Departemen Ilmu Ekonomi

References

Herman, A. S., Djumarman, dan H. Sukesi. 2005. Kajian Sistem Distribusi Pupuk Bersubsidi. Badan Penelitian dan Pengembangan Perdagangan. Jakarta.

llham, N. 2001. Dampak Kebijakan Tataniaga pupuk Terhadap Reran Koperasi Unit Desa sebagai Distributor Pupuk. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor.

Mears, Leon A. 1984. Rice and Food Self-Sufficiency in Indonesia. Bulletin of Indonesian Economic Studies, 20:122-138.

PSE-KP. 2009. Pengalihan Subsidi Pupuk ke Subsidi Benih, Analisis Kebijakan. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Bogor.

Syafa'at, N., A. Purwoto, M. Maulana, C. Muslim. 2006. Analisis Besaran Subsidi Pupuk dan Pola Distribusinya. Laporan Akhir Penelitian, Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Bogor.

Todaro, M.P and Smith, Stephen C. 2009. Economic Development. New York: Pearson Addison Wesley.