Mencari Ikon Pergerakan Nasionalisme Pangan Indonesia

Main Article Content

Achmad Subagio

Abstract

Saat ini Indonesia sedang disibukkan oleh agenda-agenda politik, mulai dari pemilu legislatif, hingga pemilihan presiden, dan terorisme, serta hubungan KPK-POLRIKejaksaan. Di pihak lain, bencana alam, kecelakaan, wabah penyakit dan kejadian rawan gizi terus terjadi di mana-mana. Sementara itu, harga pangan dunia masih cukup tinggi. Walaupun kondisi krisis pangan ini merupakan fenomena global yang disebabkan oleh perubahan iklim dan "perang" (baca:perebutan) antara pangan dan energi, tak urung hati kita seperti teriris jika memperhatikan seringnya kejadian rawan gizi, dengan kenyataan bahwa kita saat ini seperti pepatah "ayam mati dalam lumbung padi". Kondisi semakin diperparah dengan besarnya impor pangan kita. Banyak ahli berpendapat bahwa keterpurukan yang dialami Indonesia saat ini semakin dalam oleh karena menurunnya rasa bangga pada tanah air kita, termasuk bidang pangan. Tulisan ini mengupas tentang fakta-fakta seputar kondisi pangan nasional, dan memberikan solusi berupa meningkatkan rasa nasionalisme pangan Indonesia dengan mencari bahanbahan lokalsebagai "ikon pergerakan". Sebagai persyaratan untuk menjadi ikon pergerakan nasionalisme, suatu makanan haruslah berupa bahan pangan yang secara tradisional telah ada di Indonesia, memenuhi persyaratan gizi yang baik dan dapat diusahakan secara komersial.
Kata kunci: Ikon, ketahanan pangan, nasionalisme, dan potensi lokal

Article Details

Section
Articles
Author Biography

Achmad Subagio

Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember

References

BPS (2009). Statistik Indonesia Tahun 2008, Biro Statistik Indonesia, Jakarta.

Damardjati, D. S., Widowati, S., Bottema, T, and Henry, G. (2002). Cassava flour processing and marketing in Indonesia. In Dufour, D.,

O'Brien. G. M., and Best R. Eds.: Cassava Flour and Starch: Progress in Research and Development, International Centre for Tropical

Agriculture (CIAT), Columbia.

DEPTAN (2007). Neraca Perdagangan Tanaman Pangan 2003-2006, http//agribisnis.deptan.go.id/Pustaka/Buku%20Statistika-Neraca.xls, tanggal akses 2 Agustus 2008,

Khudori. (2003). Mendongkrak Gengsi Singkong, Kompas, Jumat, 19 September 2003.

Maneepun, S. (2002). Thai cassava flour and starch industries for food uses: research and development. In Dufour, D., O'Brien, G. M.,and Best R.,: Cassava Flour and Starch: Progress in Research and Development, International Centre for Tropical Agriculture (CIAT), Columbia.

Murdiyanto, S (2003): Anak bangsa menggugat: nasionalisme, kemandirian dan kewirausahaan, Jakarta : LP3ES Sriroth, K., Piyachomwan, K., Sangseethong, K.,and Oates, C. (2002). Modification of cassava starch, a paper presented at X International Starch Convention, 11-14 June 2002, Cracow. Poland.