Politik Pangan Menghadapi Tantangan Krisis Energi dan Finansial Global
Main Article Content
Abstract
terkait dengan semakin berhimpitnya pasar komoditi pangan-energi-pasar finansial. Selanjutnya dicari arah bagaimana seharusnya Indonesia menanggapi perubahan tersebut dengan merumuskan politik pertanian untuk ketahanan pangan yang berlandaskan pada politik pendapatan dan kesejahteraan petani, bukan politik komoditas, serta menjadikan gizi dan kesehatan penduduk menjadi arah politik intervensi pangan. Orientasi
stabilisasi harus dikembalikan pada orientasi ketahanan pangan rumah tangga, didukung fungsi penyangga (iron stock) pemerintah, dan status gizi masyarakat.
Article Details
catatan copyright agar disepakati oleh penulis.
Penulis sepakat dengan ketentuan-ketentuan dalam etika publikasi
Penulis menyatakan bahwa karya tulis yang diserahkan untuk diterbitkan adalah asli, belum pernah dipublikasikan di manapun dalam bahasa apapun, dan tidak sedang dalam proses pengajuan ke penerbit lain
References
Anonim. Anatomi Sistem Pangan Nasionl dalam Majalah Prisma, Edisi Hari Pangan 1993. Prisma. Jakarta. 1993.
Anonim. Rekonstruksi dan Restrukturisasi Pertania. PERHEPI. Jakarta. 2004.
Anonim. Statistik Indonesia 2008. BPS. Jakarta, Indonesia. 2008.
Badan Pusat Statistik. Statistik Indonesia 1998, BPS. Jakarta, Indonesia. 1998.
Harian Kompas. KOMPAS. 28 September 2008. Jakarta. 2008.
Mubyarto. Membangun Sistem Ekonom. Badan Penerbit Fakultas Ekonomi BPFE-UGM. Yogyakarta. 2000.
Noer Soetrisno. Rekonstruksi Pemahaman Koperasi: MerajutKekuatan Ekonomi Rakyat. INTRANS Center for Transformation Studies.
Jakarta, 2001. Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (PERHEPI). Agro Ekonomik. Majalah Edisi No 1-Tahun XXXV. PERHEPI. Jakarta. 2005.United Nation Conference on Trade and Development (UNCTAD). Improving the Competitiveness of SMEs in Developing Countries: The Role of Finance to Enhance Enterprise Developmen. UNCTAD. Genenve.
World Bank, lndonesia:Maintaining Stability, Deepening Refor: World Bank. January. 2003.