Penerapan Model Pengembangan Teknologi Tepung Sukun Untuk Meningkatkan Nilai Tambah Komersial (Application of Development Model of Breadfruit Flour Technology to Increase the Commercial Added Value)

Main Article Content

Ridwan Rachmat
Sri Widowati

Abstract

Komoditas sumber karbohidrat non-serealia, seperti aneka umbi dan buah khususnya sukun, dalam bentuk segar umumnya mudah rusak karena tingginya kadar air (60-80 persen). Upaya penggalian sumberdaya pangan lokal untuk meningkatkan ketersediaan dan ketahanan pangan dan mengubah citra inferior menjadi superior dapat dilakukan dengan proses pengolahan produk setengah jadi, diantaranya menjadi tepung. Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian telah berhasil mengembangkan teknologi proses produksi tepung sukun dengan palatabilitas tinggi. Inovasi teknologi tepung sukun tersebut telah diimplementasikan dalam suatu model kelembagaan melalui kerjasama dengan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Cilacap dan telah menunjukkan peningkatan nilai tambah khususnya dari segi ekonomi. Berdasarkan perhitungan B/C rasio, disimpulkan bahwa pada usaha skala 100 kg sukun segar dengan harga Rp 650/kg, maka harga jual tepung sukun Rp 12.000/kg. Sedangkan untuk skala usaha 1.000 kg sukun segar, dengan harga Rp 1.000/kg dan harga jual tepungnya Rp 10.000/kg. Harga tersebut dapat memberikan keuntungan pada petani. Nilai tambah ekonomi yang diperoleh dari usaha dengan model kelembagaan yang diintroduksikan lebih tinggi (Rp 1.811/kg), dibandingkan dengan model usaha skala petani yang ada yaitu sebesar Rp 1.233/kg.

In general, non-cereals-based carbohydrates such as tubers and fruits, especially breadfruit as local food bio-resources, are perishable at high moisture content (60 - 80 percent). The effort in exploring and processing the commodities to produce flouras intermediate products will support the food availability and food security, and also improve the commodities image from inferior to the superior ones. The Indonesian Center forAgricultural Postharvest Research and Development (ICAPRD) has developed the production technology of highpalatability breadfruit's flour. This innovation has been implemented in a household level business model at farmerlevel through a collaborative work program on product development with the agricultural and animal husbandry extension service of Cilacap District, Central Java, and this resulted in lifting up the economic added value. Based on B/C ratio analyses, it is concluded that the feasible business at 100 kg of rawbreadfruit with Rp 650/kg, the flour's price is Rp 12,000/kg. While at 1,000 kg, the flour's prices is Rp 10,000/kg. The added valueof breadfruit's flour business at an introduced institutional model is higher (Rp 1,8117kg) than the existing farmer's business scale (Rp 1,233/kg).

 

 

Article Details

Section
Articles
Author Biographies

Ridwan Rachmat

Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian

Sri Widowati

Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian

References

Anonymous. 2010. Tips Sukses Berbisnis Roti dari Olahan Buah Sukun. http://www. /index.php-1.htm. 14 Juni 2010.

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian. 2003.Panduan Teknologi Pengolahan Sukun sebagai Bahan Pangan Alternatif. Direktorat Jendral Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian. Departemen Pertanian.

Ditjen Hortikultura. 2006. Sukun Sumber Karbohidrat Pengganti Beras. Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Jakarta. Departemen Pertanian.

Kadariah. 1988. Evaluasi Proyek Analisa Ekonomi. LPEE Ul. Jakarta.

Mariska,l.,Y.Supriati. dan S.Hutami. 2004. Mikropagasi Sukun (Artocarpus communis Forst) Tanaman Sumber Karbohidrat Alternatif. Kumpulan makalah Hasil penelitian BB Biogen tahun 2004.Hal 180-187.

Muchtadi, D., N.S. Palupi dan M. Astawan. 1992. Metoda Kimia, Biokimia dan Biologi dalam Evaluasi Nilai Gizi Pangan Olahan. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. IPB, Bogor.

Santosa, B.A.S., H. Setiyanto, Suyanti, W. Haliza, Sunarmani dan S.Widowati. 2008. Laporan Akhir Tahun: Pengembangan Teknologi Pengolahan Ubijalar dan Sagu Mendukung Diversifikasi Konsumsi Pangan di Papua. BB-Pascapanen. Badan Litbang Pertanian.

Suismono, S. Widowati, S. Nugraha, Suyanti, Rahmawati, KuntatiJ. Jafar, Suarni dan Suhardjo. 2003. Penelitian Teknologi Pengolahan Tepung Sukun. Balai Penelitian Pascapanen Pertanian. Badan Litbang Pertanian.

Thahir, R., Yulianingsih, E.Y. Purwani, H. Setiyanto, A. Supriatna dan B.A.S. Santosa. 2007. Laporan Akhir Tahun: Penerapan Teknologi Pascapanen Mendukung Ketahanan Pangan di Papua. BB Pascapanen. Badan Litbang Pertanian.

Widowati, S dan D.S.Damardjati. 2001. Menggali Sumberdaya Pangan Lokal dalam Rangka Ketahanan Pangan. Majalah PANGAN no 36/X/Jan/2001.BULOG.