PENINGKATAN PRODUKSI MELALUI PENGGUNAAN VARIETAS UNGGUL BARU PADA USAHATANI BAWANG MERAH

Main Article Content

Apresus - sinaga
Abdul - Rajab
AndiFaisal - suddin
Amisnaipa - -

Abstract

Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan salah satu sektor pertanian yang memegang peranan penting dan strategis secara nasional. Tujuan penelitian untuk mendapatkan informasi produktivitas tanaman serta melihat respon dan hasil analisis kelayakan usahatani bawang merah. Kegiatan dilaksanakan pada lahan petani di Desa Bonto Karaeng, Kecamatan Sinoa,  Kabupaten Bantaeng Provinsi Sulawesi Selatan pada bulan Januari – Desember 2019. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Perlakuan yang dicobakan untuk melihat perbedaan hasil bawang merah antara varietas super filips, mentes, trisula dan varietas lokal bantaeng. Data dianalisis secara deskritip, untuk melihat respon petani dilakukan wawancara menggunakan kuisioner. Untuk mengetahui tingkat kelayakan usahatani dilakukan analisi R/C ratio dan analisis Marginal B/C ratio. Selanjutnya dilakukan pendekatan untuk menghitung tingkat titik impas produksi dan titik impas harga. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata produksi bawang merah tertinggi varietas super filips sebesar 116,04%, disusul varietas mentes sebesar 80,38% dan varietas trisula sebesar 71,54%, dibandingkan varietas lokal bantaeng. Nilai rasio terhadap biaya pada semua tanaman bawang merah memperoleh nilai R/C > 1 dan nilai rasio keuntungan terhadap biaya yang nilai B/C > 1 didapat pada tanaman bawang merah varietas super filips, mentes dan trisula, sedangkan bawang merah varietas lokal bantaeng menunjukkan nilai B/C < 1. Secara finansial dan manfaat ekonomi tanaman bawang merah varietas super filips, mentes dan trisula sudah layak dikembangkan dan menguntungkan dengan tingkat keuntungan berturut-turut sebesar 78,82%, 32,80% dan 21,39% dari total biaya yang dicurahkan. Usahatani bawang merah dilokasi penelitian mempunyai daya saing yang cukup tinggi karena memiliki titik impas produksi (TIP) dan titik impas harga (TIH) lebih rendah dari nilai aktual harga dan nilai aktual produksi

Article Details

Section
Articles
Author Biographies

Apresus - sinaga, BPTP Papua Barat

peneliti

Abdul - Rajab, BPTP Sulawesi Selatan

peneliti

AndiFaisal - suddin, BPTP Sulawesi Selatan

peneliti

Amisnaipa - -, BPTP Papua Barat

peneliti

References

Apurwanti, E. D., Rahayu, E. S., dan Irianto, H. 2020. Analisis Efisiensi Rantai Pasok Bawang Merah Di Kabupaten Bantul. Jurnal Pangan. Vol.29(1): 1–12.

Azmi, C., Hidayat, I. M., dan Wiguna, G. (2016). Pengaruh Varietas dan Ukuran Umbi terhadap Produktivitas Bawang Merah. Jurnal Hortikultura.Vol.21(3): 206.

Basundari, F.R.A. dan Krisdianto, A.Y. 2019. Pengaruh Dosis Pupuk dan Jarak Tanam pada Budidaya Bawang Merah di Luar Musim Tanam di Desa Klaigit Kabupaten Sorong. Pangan. Vol.29(1): 13–24.

BPS. 2019. Sulawesi Selatan Dalam Angka.1-566p.

Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Hortikultura. 2019. Produksi Bawang Merah Menurut Provinsi, Tahun 2015-2019.

Giyanti. 2019. Analisis Pendapatan dan Titik Impas Usahatani Bawang merah (Oryza Sativa.L ) di Desa Citra Manunggal Jaya Kecamatan Kaliorang Kabupaten Kutai Timur. Epp. Vol.9 (1): 1-8.

Guswara, A. dan Samaullah, M. Y. (2008). Penampilan beberapa varietas unggul baru pada sistem pengelolaan tanaman dan sumberdaya terpadu di lahan sawah irigasi. Prosiding BB padi. 629-636p.

Kementan. 2019. Rencana Strategi Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019. 1-364 p.

Kiloes, A. M., Puspitasari, P., dan Sastro, Y. 2020. Persepsi Petani Partisipatif Terhadap Atribut Inovasi Dan Potensi Adopsi Paket Teknologi Produksi Lipat Ganda Bawang Merah. Jurnal Pengkajian Dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Vol.22(1): 1.

Mardiharini, M., Sumardjo, Tjitropranoto, P., dan Sadono, D. 2019. Perbedaan Kapasitas dan Kapabilitas Petani Padi dan Bawang Merah dalam Upaya Meningkatkan Produktivitas Usahatani. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Vol.22(3): 327-341.

Nurhati, I., Ramdhaniati, S., dan Zuraida, N. (2008). Peranan dan dominasi varietas unggul baru dalam peningkatan produksi padi di Jawa Barat. Buletin Plasma Nutfah. Vol.14(1): 8–13.

Putrasamedja, S. 2011. Uji pendahuluan klon-klon hasil silangan bawang merah pada musim penghujan di lembang. Agrin. Vol.15(1): 27–35.

Rusdi dan Asaad, M. 2016. Uji Adaptasi Empat Varietas Bawang Merah di Kabupaten Kolaka Timur , Sulawesi Tenggara. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Vol.19(3): 243-252.

Sembiring, H. 2007. Kebijakan Penelitian dan Rangkuman Hasil Penelitian BB Padi dalam Mendukung Peningkatan Produksi Beras Nasional. Apresiasi Hasil Penelitian. BB Padi. 39-59.

Sudaryono, T., Andri, K. B., dan Purnomo, S. 2013. Pengembangan Varietas Bawang Merah Potensial dari Jawa Timur. Inovasi Hortikultura Pengungkit Peningkatan Pendapatan Rakyat. 5–20.

Susanti, E.Y. dan Malik, R.J. 2019. Efektivitas Metode Temu Teknis terhadap Perubahan Pengetahuan dan Respon Petani terhadap Budidaya Bawang Merah di Kabupaten Serang, Banten. Prosiding Temu Teknis Jabatan Fungsional Non Peneliti. Malang 17-19 Juli.

Swastika D.K.S. 2004. Beberapa teknik analisis dalam penelitian dan pengkajian teknologi pertanian. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Vol. 7(1): 90-103.

Yaqin, N.A., Azizah, N. dan Soelistyono, R. 2015. Peramalan Waktu Panen Tiga Varietas Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum. L ) Berbasis Heat Unit Pada Berbagai Kerapatan Tanaman. Jurnal Produksi Tanaman. Vol.3(5): 433-411.

Zakaria, A. K. 2010. Tingkat Adopsi Teknologi Budi Daya Kedelai pada Lahan Sawah Irigasi di Pasuruan, Jawa Timur. Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan. Vol.29(3): 180-185.