Perubahan Pola Konsumsi Pangan Beras, Jagung dan Terigu Konsumen Indonesia Periode 1999-2009 dan Implikasinya Bagi Pengembangan Bahan Bakar Ramah Lingkungan Berbasis Pangan

Main Article Content

Ujang Sumarwan

Abstract

Tujuan dari artikel ini adalah untuk membahas perubahan pola konsumsi beberapa pangan pokok konsumen Indonesia selama kurun waktu 1999-2009. Selama periode tersebut, konsumsi kalori yang berasal dari padi-padian menurun, namun konsumsi kalori yang berasal dari makanan jadi mengalami kenaikan. Selama periode tersebut konsumsi beras dan jagung rata-rata per kapita perminggu mengalami penurunan, namun terjadi kenaikan konsumsi tepung beras dan terigu. Walaupun konsumsi beras per kapita mengalami penurunan, namun produksi padi selama periode 10 tahun tersebut justru mengalami kenaikan. Konsumsi beras sangat rendah pada konsumen yang termasuk golongan pengeluaran rendah namun meningkat pada konsumen golongan pengeluaran 200-500 ribu dan kemudian menurun pada konsumen golongan pengeluaran tinggi. Konsumsi jagung sangat tinggi pada konsumen golongan pengeluaran rendah, namun konsumsi jagung akan terus menurun dengan semakin meningkatnya pengeluaran konsumen. Konsumsi terigu rendah pada konsumen golongan pengeluaran rendah, namun konsumsi tersebut semakin tinggi dengan semakin tingginya pengeluaran. Terjadinya penurunan konsumsi rata-rata jagung per kapita, tidak berdampak kepada produksi jagung nasional selama 10 tahun terakhir sebab telah terjadi kenaikan yang sangat tinggi yaitu sebesar 85persen. Kenaikan produksi jagung disebabkan oleh naiknya luas panen dan produktivitas lahan. Tanaman jagung tampaknya akan memiliki nilai ekonomi yang semakin penting karena jagung dibutuhkan untuk pangan, pakan dan bahan baku energi ramah lingkungan. Perubahan pola konsumsi pangan pokok ini memberikan informasi dan implikasi penting bagi pengembangan bisnis BULOG di masa depan.

This article is to discuss the changes in food consumption pattern of Indonesian consumers of some staple foods during 1999-2009. Statistical data showed that the consumption of cereal products declined however; calorie consumption of prepared foods and beverages increased. The average consumption of rice and corn per capita per week decreased, however rice and wheat flours consumption increased during that period. Rice consumption of low income consumers was lower as compared to high income consumer. Corn consumption was high among low income consumers but it started to decline as their income increased. Wheat flour consumption of low income consumers was low but it started to increase as their income increased. Although the average corn consumption per capita decreased but corn production increased significantly by 85% from 1999 to 2009. The increase in corn harvested areas and higher corn productivity were the two major factors contributed to the increase of corn production in Indonesia during that period. The economic value of corns has been predicted to continue to rise because corn is used for foods, feeds and fuels. The changes in food consumption patterns will provide important information including its implication on BULOG’s business development in the future.



Article Details

Section
Articles

References

Badan Pusat Statistik. 2009. Konsumsi Kalori dan Protein Penduduk Indonesia dan Provinsi. Disarikan dari Tabel 3.2

Badan Pusat Statistik. 1999. Konsumsi Kalori dan Protein Penduduk Indonesia dan Provinsi. Disarikan dari Tabel 1.

Badan Pusat Statistik. 2009. Konsumsi Kalori dan Protein Penduduk Indonesia dan Provinsi. Disarikan dari Tabel 3.1 hal 22

Badan Pusat Statistik. 2009. Pengeluaran untuk Konsumsi Penduduk Indonesia. Disarikan dari Tabel A.5 hal 78

Badan Pusat Statistik. 1999. Pengeluaran untuk Konsumsi Penduduk Indonesia. Disarikan dari Tabel 5 hal 138

Badan Pusat Statistik. 2009. Statistik Indonesia 2009. Data Padi berasal Tabel 5.1.2 hal 203

Data impor beras berasal dari Tabel 14.3.9 hal 534 yaitu data impor tahun 2008.

Badan Pusat Statistik. 2000. Statistik Indonesia 2000. Data Padi berasal dari Tabel 5.1.2 hal 140, data impor berasal dari Tabel 7.3.11 hal 339.

Badan Pusat Statistik. 2009. Pengeluaran untuk Konsumsi Penduduk Indonesia. Disarikan dari Tabel A.4 hal 66

Badan Pusat Statistik. 2009. Statistik Indonesia 2009. Tabel 5.1.2 hal 203

Badan Pusat Statistik. 2000. Statistik Indonesia 2000. Tabel 5.1.2 hal 140

Darrel Good. 2009. Corn Consumption. Marketing Weekly Outlook. University of Illinois. USA

David Tilman and Jason Hill . 2007. Corn Can't Solve Our Problem. Washington Post Sunday, March 25, 2007.