Diversifikasi Konsumsi Pangan Berbasis Ubi Jalar
Main Article Content
Abstract
Ubi jalar merupakan salah satu sumber karbohidrat utama di Indonesia yang menempati urutan keempat setelah padi, jagung dan ubi kayu. Masa layak konsumsi ubi jalar lebih lama dibandingkan jenis umbi lain, semakin lama disimpan maka rasanya semakin manis. Produktivitasnya relatif tinggi yaitu: 20-40 ton/ha dan umur panen pendek (4-5 bulan). Umbi ubi jalar mengandung air 59-69 persen, abu 0,68-1,69 persen(bk), protein 3,71-6,74 persen(bk), lemak 0,26-1,42 persen(bk) dan karbohidrat 91,42-93,45 persen (bk).Warna daging umbi yang beragam menunjukkan variasi kandungan komponen bioaktif dan rasanya. Umbi yang berwarna kuning, orange hingga jingga mengandung •-karoten, sedangkan ungu mengandung antosianin. Aneka produk dapat diolah dari ubi jalar segar, tepung maupun pati. Berdasar mutu gizi dan sifat fungsional serta peluang pemanfaatannya,ubi jalar mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan dalam upaya penganekaragaman konsumsi pangan.
Sweet potato is one of the main source of carbohydrate in Indonesia, which ranks fourth after rice, maize and cassava. Storability is longer than other tubers and the longer the storage period the sweeter the tuber is. It has high productivity (20-40 ton/ha) and short period of maturity (4-5 months). The sweet potato tubers typically contain moisture 59-69 percent , ash 0.68-1.69 percent (db), protein 3.71-6.74 percent (db), fats 0.26-1.42 percent (db) and carbohydrate 91.42-93.45 percent (db). The colour of tuberflesh indicates the variation of the content of various bioactive compounds and taste. Tubers with yellow to orange colored contain •-carotene, while that of purple ones contain anthocyanin. Various products can be prepared from the fresh sweet potato, flour and starch. Based on nutritional quality and functional properties as well as utilization opportunities, sweet potato has a great potential to support the development of food consumption diversification.
Article Details
catatan copyright agar disepakati oleh penulis.
Penulis sepakat dengan ketentuan-ketentuan dalam etika publikasi
Penulis menyatakan bahwa karya tulis yang diserahkan untuk diterbitkan adalah asli, belum pernah dipublikasikan di manapun dalam bahasa apapun, dan tidak sedang dalam proses pengajuan ke penerbit lain
References
Astawan M. 2003. Pangan Fungsional untuk Kesehatan yang Optimal. Kompas 22 Maret 2003.
Astawan M, Widowati S. 2005. Evaluasi Mutu Gizi dan Indeks Glikemik Ubi jalar sebagai Dasar Pengembangan Pangan Fungsional. Lap. Hasil Penelitian RUSNAS Diversifikasi Pangan Pokok, IPB.
Balentine DA, Paetau-Robinson I. 2000. Tea as a Source of Dietary Antioxidants with a Potential Role in Prevention of Chronic Diseases. Di dalam: Mazza G, Oomah BD, editor. Herbs, Botanicals & Teas. Pensylvania, USA: Technomic Pub. Com. Inc. hlm. 265-287.
Broto, W. 2008. Pemanfaatan Pangan Lokal Untuk Penganeka ragaman Konsumsi Pangan. Dalam Wisnu Broto dan S. Prabawati (Eds). Buku Teknologi Pengolahan untuk Penganeka ragaman Konsumsi Pangan. Hal 109-135. ISBN : 978-979-1116-14-5.
Damardjati, D.S. dan S. Widowati, 1994. Pemanfaatan Ubi Jalar dalam Program Diversifikasi Guna Mensukseskan Swasembada Pangan. Dalam A. Winarto, Y. Widodo, SS. Antarlina, H. Pudjosantosa dan Sumarno (eds). Risalah Seminar Penerapan Teknologi Produksi dan Pasca Panen Ubi jalar untuk Mendukung Agro-Industri. Edisi khusus Balittan Malang No 3: 1-25.
Damardjati, D.S., S. Widowati and A. Dimyati. 1990. Present Status of Cassava Processing and Utilization in Indonesia. Paper presented at
The Third Asian Regional Workshop on Cassava Research, Malang, AARD, CRIFC.
Fardiaz, D. 2004. Regulasi dan Keamanan Pangan Fungsional. Makalah pada Sem. Nas. Pangan Fungsional Indigenous Indonesia: Potensi, Regulasi, Keamanan, Efikasi dan Peluang Pasar. Bandung 6-7 Oktober 2004. Puslitbang Sosial Ekonomi Pertanian, Badan Litbang
Pertanian.
Food and Agriculture Organization of the United Nation, 1996. Rome Declaration on World Food Security and World Food Summit Plan
of Action. Rome.
Ginting E, Jusuf M, Rahayuningsih SA, Widodo Y, Ratnaningsih, Krisnawati A, Suprapto. 2006. Pemanfaatan Ubi Jalar Kaya Antosianin dan Beta Karoten. Laporan Hasil Penelitian Balai
Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian.
Herawati, H danS. Widowati.2009. Karakteristik Beras Mutiara dari Ubi Jalar (Ipomea batatas). Buletin Teknologi Pascapanen Pertanian. Vol 5(1):39-48
Jeong, B.C. 1992. Sweetpotato Processing, Marketing, and Utilization in Korea. pp. 79-85.In G.J. Scoot, S. Wiersema and P.I.
Ferguson (eds) Product Dev. For Rppt and Tuber Crops. 1992.
Jusuf, M., A. Setiawan, D. Peters, C. Cargill, S. Mahalaya, J. Limbongan dan Subandi. 2007. Memperbaiki Efisiensi Produksi Ubi Jalar-Babi
di Kabupaten Jayawijaya, Papua. Makalah pada Sem. Nas. dan Ekspose Percepatan Inovasi Teknologi pertanian Spesifik Lokasi.
Jayapura, 5-6 Juni, 2007.
Limbongan, J. dan A. Soplanit. 2007. Ketersediaan Teknologi dan potensi Pengambangan Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) di Papua. Jurnal Litbang Pertanian 26(4):131-138.
Muchtadi D. 2004. Khasiat Pangan Fungsional Indigenus Indonesia. Makalah pada Sem. Nas. Pangan Fungsional Indigenous Indonesia:
Potensi, Regulasi, Keamanan, Efikasi dan Peluang Pasar. Bandung 6-7 Oktober 2004. Puslitbang Sosial Ekonomi Pertanian,
Palomar, L.S., R.D. Lauzon, C.V. Ranches and A.P. Dailon. 1990. Sweet Potato as an Ingredient in Bakery Product. ASEAN Food Handling
Bureau, Kuala Lumpur, Malaysia
Puslitbangtan. 1999. Deskripsi Varietas Unggul Padi dan Palawija 1993-1998. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor.
Puslitbangtan. 2002. Deskripsi Varietas Unggul Padi dan Palawija 2001-2002. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor.
Santosa, B.A.S., S.Widowati dan D. S. Damardjati. 1994.Evaluasi Sifat-sifat Fisiko Kimia Tepung Dua Varietas Ubi jalar. Risalah Seminar
Penerapan Teknologi Produksi dan Pasca Panen Ubi jalar Mendukung Agro-Industri. Edisi khusus Balittan Malang. No 3 : 91-99
Syarief, R., J.P. Simarmata, dam S.A. Riantini, 1992 Studi Karakteristik dan Pengolahan Ubi jalar (Ipomea batatas) untuk Pangan dan Bahan
Baku Industri : I. Bahan Pangan Sumber Vitamin A. Pusbangtepa, LP-IPB
Setyono, A., D.S. Damardjati, and H. Malian. 1992. Sweetpotato and cassava Development: Present Status and Future Prospect in
Indonesia. pp. : 29-40. In G. J. Scott, S.Wiersema and P.I. Ferguson (eds) Product Dev. For Root and Tuber Crops. 1992
Suismono, Sudaryono dan S. Banda. 2005. Pengaruh Konsentrasi Asam Sitrat terhadap Mutu Saos Ubi Jalar (Ipomea Batatas. L).
Buletin Teknologi Pascapanen.
Truong V.D. 1992. Transfer of Sweetpotato Processing Technologies : Some Experiense and Key Factors. pp. : 195-205. In G.J. Scoott,
S. Wiersema and. P.I Ferguson (eds) Product Dev. For Root and Tuber Crops. 1992
Wiersema, S.G. 1992. Sweetpotato Processing in the people’s Republic of China with Emphasis on strach. in Wiersema and P.I. Ferguson (eds) Product dev. For Root and Tuber Crops. 1992
Widowati, S. dan Setyono. 1992. Beberapa Cara Pengolahan Ubi jalar. Prosiding Temu Lapang Alih Teknologi Dataran Sedang. Kuningan, 19 September 1992
Widowati, S.dan D. S. Damardjati. 1993. Tepung Komposit Sebagai Alternatif Diversifikasi Produk untuk Mempertahankan Swasembada
Pangan. Dalam Syam, M., Hermanto, A. Masadad dan Sunihardi (eds) Kinerja Penelitian Tanaman Pangan Pros. Simp. Pen. Tan.
Pangan III. Buku 1622-1631.
Widowati, S. , Minantyorini. 2004. Pola Makan Masyarakat Cilawu-Garut: Budaya Diversifikasi Pangan yang Perlu Dilestarikan. Makalah pada Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII. Jakarta, 17-19 Mei 2004.