Pengembangan Granula Ubi Kayu yang Disuplementasi dengan Tepung Kecambah Kedelai (Development of Cassava Granule Supplemented with Soy Sprout Flour)

Main Article Content

Sugiyono Sugiyono
Hoerip Satyagraha
Wiwik Joelijani
Elvira Syamsir

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk ganula ubi kayu dengan suplementasi tepung kecambah kedelai. Dari analisis ragam didapatkan hasil bahwa granula ubi kayu yang disuplementasi dengan tepung kecambah kedelai 10 persen, 15 persen, dan 20 persen memiliki nilai kesukaan yang tidak berbeda nyata dalam hal rasa, warna, aroma dan tekstur. Granula ubi kayu yang diberi perlakuan penambahan Na2S20s 0,0 persen dan lama sangrai 20 menit serta penambahan Na2S205 0,1 persen dan lamasangrai30 menit memiliki nilai kesukaantertinggi dibandingkan perlakuan yang lain untuk atribut rasa. Dalam hal atribut tekstur, nasi ubi kayu dengan penambahan Na2S20s 0,0 persen dan variasi lama sangrai 30 menit memiliki nilai kesukaan terbaik dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Berdasarkan hasil uji pembobotan, produk terbaik adalah granula ubi kayu yang diberi perlakuan suplementasi tepung kecambah kedelai 20 persen tanpa penambahan Na2S20s dan lama sangrai 20 menit. Produk granula ubi kayu terbaik memiliki densitas kambasebesar 0,62 g/ml, kadarair5,95persen, kadarprotein 11,31 persen, kadar lemak 0,87 persen, kadarabu 3,04persen,kadar karbohidrat 78,83 persen, kadar pati 45,21 persen, kadarserat 2,50 persen, daya rehidrasi 3,76g air/g, dan kadar HCN 12,30 ppm.


The objective of this research is to develop a cassava granule product supplemented with soy sprout flour. Byusing the analysis of variance, itis found that the supplementation of soy sprout flour at the rate of 10percent, 15percent and20 percent do notcause anydifferences in terms of color, texture, aroma, and taste ofthe products. Cassava granules bleached bythe addition of0.0percent of Na2S20s and roasted for 20 minutes, and the addition of 0.1 percent of Na2S20s and roasted for 30 minutes have the highest score of taste among the other products. For the texture attribute, cassava granules treated bythe addition of 0.0 percent of Na2S205 and roasted for 30 minutes have the highest score.
Based on the weighted method, it is found that the bestproduct is produced bythe supplementation of 20percent ofsoy sprout flour, without the addition ofNa2S20d and roasting for 20 minutes. The product had the following characteristics: bulk density of0.62 g/ml, and the contents ofmoisture, protein,
fat, ash, carbohydrate, starch, and fiber are 5.95, 11.31, 0.87, 3.04, 78.83, 45.21, and 2.50 percent respectively. The rehydration rate is 3.76 g water/g, with the content of 12.30 ppm of HCN.

 

Article Details

Section
Articles
Author Biographies

Sugiyono Sugiyono

Institut Pertanian Bogor

Hoerip Satyagraha

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

Wiwik Joelijani

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

Elvira Syamsir

Institut Pertanian Bogor

References

Astawan, M. 2003. Mari, Ramai-ramai Makan Tauge! www.kompas.com/kesehatan/senior/gizi. Kamis, 17 April 2003

AOAC. 1995. Official Methode ofAnalysis. Association of Official Agricultural Chemists, Washington DC,USA

Beuchat, L.R. 1977. Functional and Electrophoretic characteristic of succynylated peanut flour protein. J. Agric. Food Chem. 25: 258 - 261.

BPS. 2011. Tabel Luas Panen- Produktivitas- Produksi Tanaman UbiKayu Seluruh Provinsi. http://www.bps.go.id/tnmn_pgn.php7adodb_next_pa

ge=3&eng=0&pgn=6&prov=99&thn1=2009&thn2=2012&luas=1&produktivitas=1 &produksi=1 [5Maret 2012]

Cahyono, D. 2004. Pengaruh Proses Pengeringan terhadap Sifat Fisiko-Kimia danFungsional Tepung Kecambah Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L) HasilGerminasi denganPerlakuan Natrium Alginat Sebagai Elisitor Fenolik Antioksidan. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB. Bogor.

Fadilah, R.I.N. 2003. Pemanfaatan Tepung Tempe dan Tepung Kedelai dalam Meningkatkan Kandungan Protein Granula UbiKayu (Manihot esculenta Crantz) Semi Instan. Skripsi Sarjana, Jurusan Gizi Masyarakat Dan Sumber Daya Keluarga, Fakultas Pertanian, IPB, Bogor.

Hutchings, J.B. 1994. Food Colour and Appearance. Blackie Academic and Profesional. Glasgow. Muchtadi, T.R. dan Sugiyono. 1992. Petunjuk Praktikum. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. PAU Pangan dan Gizi. IPB. Bogor

Pambayun, dkk. 1997. Rendemen dan Sifat Kimiawi Granula Ubi Kayu (Oyek) yang Diproses pada Berbagai Periode Fermentasi. Makalah Disajikan dalam Seminar Nasional Teknologi Pangan, Denpasar-Bali, 16-17 Juli.

Republika. 2011. Mentan: Jangan Terpaku Konsumsi Beras. http://www.republika.co.id/berita/ nasional/umum/11/05/17/llbax4-mentan-janganterpaku-konsumsi-beras [5Maret 2012] Smith, D.A. 1985. Chemical treatment and process modification for producing improved quick cooking rice. J Food Sci, vol 50: 926-931.

Syah, D. 2009. Riset untuk Mendayagunakan Potensi Lokal, Pelajaran dari Industrialisasi Diversifikasi Pangan. IPB Press, Bogor.

Sunandar, F. 2004. Pemanfaatan Tepung Komposit dari Ubi Jalar Putih (Ipomoea batatas L), Kecambah Kedelai (Glycine max Merr) dan Kecambah Kacang Hijau (Virginia radiata L) sebagai Substituen Parsial Terigu dalam Produk Pangan Alternatif Biskuit Kaya Energi Protein. Skripsi Sarjana, Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB, Bogor.

Tedjokoesoemo, H. 1992. Program Diversifikasi Pangan dan Gizi. Makalah disajikan dalam Seminar Penerangan Penganekaragaman Pangan dalam Rangka Meningkatkan Gizi Masyarakat, Jakarta, 19-20 Oktober. 148

Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.